Rabu, 29 Februari 2012

ANALISIS OBAT DALAM CAIRAN HAYATI



I.     TUJUAN
Agar mahasiswa dapat memahami langkah – langkah analisis obat dalam cairan hayati.

II.  DASAR TEORI
       Parameter farmakokinetika suatu obat dihitung dari konsentrasi obat dalam cuplikan hayati yang sesuai, dapat berupa : darah, urin, air ludah, dahak, cairan lainnya yang relevan atau mengandung obat, tetapi yang paling sering adalah darah atau urin. Cuplikan urin dapat digunakan dengan baik jika obat/metabolit diekskresikan cukup banyak dalam urin dan ditampung secara sempurna sampai waktu tak terhingga (t∞).
       Cuplikan darah sangat relevan, karena semua proses obat dalam tubuh melibatkan darah sebagai media, suatu alat ukur dari organ satu ke organ lain seperti absorpsi, distribusi, metabolisme, ekskresi. Oleh karena itu, agar nilai – nilai parameter obat dapat dipercaya, metode penetapan kadar harus memenuhi kriteria, yaitu meliputi perolehan kembali (recovery), presisi dan akurasi. Kepekaan dan selektivitas merupakan kriteria lain yang penting hal mana nilainya tergantung dari alat ukur yang dipakai.
Perolehan Kembali
Perolehan kembali (recovery) adalah suatu tolak ukur efisiensi analisis dan dapat bernilai positive dan negative. Dirumuskan sebagai berikut :
Perolehan kembali =           kadar terukur  x 100%
                               Kadar diketahui         
Persyaratan yang dituntut bagi suatu metode analisa adalah jika metode tersebut dapat memberikan nilai perolehan kembali yang tinggi (75 – 90%) atau lebih.
Akurat
Akurat atau tepat adalah bahwa hasil yang diperoleh adalah mendekati nilai yang sebenarnya. Misal dalam pengukuran sampel diperoleh nilai 100 ppm (kadar terukur), dan memang diketahui kadar sampel tersebut adalah 100 ppm (kadar sebenarnya).
Akurat jika kadar terukur = kadar sebenarnya.
Kesalahan sistematik merupakan tolak ukur inakurasi penetapan kadar. Kesalahan ini dapat berupa kesalahan konstan atau proposional. Rumus dari kesalahan sistematik adalah:
Kesalahan sistematik = 100 – P%
Persyaratan yang dituntut bagi suatu metode analisa adalah jika metode tersebut kesalahan acak kurang dari 10%.
Presisi
Presisi/teliti adalah dalam tiap kali replikasi pengukuran diperoleh hasil yang sama atau mendekati. Misalnya dilakukan replikasi penetapan kadar sampel x, diperoleh seperti pada tabel berikut :
Percobaan
Hasil
1
80 ppm
2
82 ppm
3
83 ppm
Hasil pengukuran sampel dengan tiga replikasi didapatkan hasil yang mendekati, maka metode tersebut adalah teliti.
Kesalahan acak (random analytical error) merupakan tolak ukur imprecision suatu analisis, dan dapat bersifat positive /negative. Kesalah acak identik dengan variabilitas pengukuran dan dicerminkan oleh tetapan variasi. Rumus dari kesalahan acak adalah :
Kesalahan acak = simpangan baku  x 100 %
                        Harga rata – rata
Persyaratan yang dituntut bagi suatu metode analisa adalah jika metode tersebut kesalahan acak kurang dari 10%.
Sensitive                   
Sensitive/peka adalah bahwa metode tersebut dapat/ mampu mengukur analit dalam kadar yang sangat kecil sekalipun.
Selektif
Bahwa metode tersebut selektif terhadap senyawa tertentu saja artinya metode terebut selektif menguukur kadar senyawa yang diinginkan dengan baik tanpa terganggu oleh senyawa pengotor yang lain.

III. ALAT DAN BAHAN
Alat :
-          Labu takar 100 ml 1 buah, 10 ml 5 buah
-          Pipet volume 0,1 ; 0,2 ; 0,3 ml
-          Tabung reaksi
-          Pipet ukur 5 ml
-          Spektrovotometer uv-vis
-          Alat sentrifuge
-          Kalkulator
-          Kertas pH
Bahan :
-          Asam trikloroasetat (TCA) 10%
-          NaOH
-          Asam salisilat
-          Darah kelinci
-          Antikoagulan
-          Aquadest



IV. CARA KERJA
1.      Pembuatan kurva baku asam salisilat
-          Membuat larutan stok asam salisilat dengan konsentrasi 500 ppm pada volume 100 ml
-          Mengencerkan larutan stok dengan aquadest dan buat seri konsentrasi 50 ppm : 100 ppm : 150 ppm : 200 ppm : 250 ppm  dalam labu takar 100 ml.
-          Membaca absorbansi masing – masing larutan pada ƛ = 265 nm
-          Membuat regresi linier  antara Konsentrasi (ppm) Vs Absorbansi (A0)
2.      Penetapan kadar asam salisilat
                                                Sampel + Na2EDTA
                                                                       

                                               
                                                Tambahkan TCA 10%

                                                           
                                                             

                                    Sentrifuge 300 ppm selama 15 menit


 



                                                Ambil plasma darah

                                   
                                    Baca absorbansi pada ƛ = 265 nm
                           
                                                           

                                                    Penetapan kadar


 


Hitung Recovery, Kesalah Acak dan kesalahan sistemik.
Lakukan pembahasan apakah metode penetapan kadar asam salisilat memenuhi
Persyaratan metode yang baik

V.    DATA PRAKTIKUM
1.      Data kurva baku asam salisilat
Konsentrasi (ppm)
Absorbansi (A0)
50
0,199
100
0,301
150
0,493
200
0,664
250
0,788

            Persamaan kurva baku : y = a + bx
            a = 0,0267
            b = 0,0031
            r =  0,996
            x = y – a
                    b
2.      Data penetapan kadar asam salisilat
No
Sampel
A0 (y)
X (ppm)
I x – x I
I x – x I2
1
A
0,631
194,93
0,43
0,1849

B
0,697
216,22
20,86
435,14

C
0,569
174,93
20,43
417,38



X = 195,36


2
A
0,642
198,48
5,29
27,94

B
0,574
176,55
16,64
276,89

C
0662
204,95
11,76
138,29



X = 193,19


3
A
0,660
204,29
11,08
122,76

B
0,550
168,80
24,41
595,85

C
0,667
206,55
13,34
177,96



X = 193,21


4
A
0,663
205,26
1,18
1,3924

B
0,670
207,52
1,08
1,1664

C
0,667
206,55
0,11
0,0121



X = 206,44


5
A
0,691
214,29
2,69
7,2361

B
0,693
214,94
3,34
11,1556

C
0,664
205,58
6,02
36,2409



X = 211,6


6
A
0,525
160,74
14,73
216,9729

B
0,660
206,23
30,47
928,4209

C
0,521
159,45
16,05
256,6404



X = 175,47



VI. ANALISA DATA
1.      Perhitungan perolehan kembali (recovery)
No. sampel
Perhitungan
Hasil
1
130,24 %
2
128,793 %
3
128,81 %
4
137,627 %
5
141,067 %
6
116,98 %






2.      Perhitungan kesalahan acak
No. sampel
Perhitungan
Hasil
1
SD =
SD = 20,648

= 10,57 %
2
SD =
SD = 14,886

= 7,71 %
3
SD =
SD = 21,173

= 10,96 %
4
SD =
SD = 1,134

= 0,55 %
5
SD =
SD = 5,226

= 2,47 %
6
SD =
SD = 26,5804

= 15,15 %

3.      Perhitungan kesalahan sistemik
No. sampel
Perhitungan
Hasil
1
100 – 130,24 %
-30,24 %
2
100 – 128,793 %
-28,793 %
3
100 – 128,81 %
-28,81 %
4
100 – 137,627 %
-37,627 %
5
100 – 141,067 %
-41,067 %
6
100 – 116,98 %
-16,98 %
VII. PEMBAHASAN
       Pada praktikum ini pertama – tama dibuat kurva baku dari asam salisilat untuk mencari nilai a dan b dalam persamaan kurva baku y = a + bx. Kemudian dilakukan penetapan kadar asam salisilat.
       Sampel yang berupa darah ditambahkan Na2EDTA dengan tujuan untuk koagulasi darah agar tidak mengental. Kemudian sampel tersebut ditambahkan TCA 10% sebanyak 2 ml yang dihomogenkan. TCA 10% digunakan untuk deproteinisasi pada sampel darah. Apabila protein pada sampel tidak dihilangkan maka akan mengganggu absorbsi. Setelah itu, sampel disentrifuge 3000rpm selama 15 menit. Dalam praktikum ini, sentrifuge dilakukan sabanyak dua kali karena filtrat belum bening pada sentrifuge pertama. Sampel dipindahkan ketabung lain (filtrat atas atas saja) lalu ditambahkan TCA 10% 1 ml dan sentrifuge kembali.
       Setelah didapat filtrat bening, samel dibaca absorbansinya dengan ƛ = 256 nm menggunakan spektrofotometer uv-vis. Setelah itu, didapat kadar dan dapat dihitung recovery, kesalahan acak, dan kesalahan sistemik.
       Dari hasil analisis yang didapat, racovery pada sampel melebihi persyaratannya 90% - 110%. Ini menunjukkan bahwa data tidak valid sehingga tidak dapat digunakan sebagai kinetika obat. Data recovery tersebut disimpulkan tidak efisien.
       Selanjutnya pada perhitungan kesalahan acak pada sampel 1,3, dan 6 hasilya melampaui dari 10% sedangkan pada sampel 2,4, dan 5 hasilnya kurang dari 10%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data sampel 1,3, dan 6 tidak efisien sedangkan sampel 2,4, dan 5 teliti dan efisien.
       Perhitungan yang terakhir adalah kesalahan sistemik. Hasil yang didapat dari penelitian ini yaitu mee\lebihi persyaratan kesalahan sistemik 10%. Data ini dinyatakan tidak akurat dan tidak efisien. Dari ketiga perhitungan ini, data – data yang diperoleh sebagian besar tidak valid. Hal ini disebsbkan beberapa faktor, antara lain : kesalahan pada waktu pembuatan larutan, kesalahan pada alat/instrumen yang digunakan, dan kesalahan pada praktikan sendiri. Dimana kurang teliti dalam menganalisis data yang diperoleh. Oleh sebab itu, diperlukan ketelitian dalam menggunakan alat dan mengamati data yang diperoleh selama percobaan berlangsung.


VIII. KESIMPULAN
No
Kadar sebenarnya
Kadar terukur
recovery
Kesalahan sistemik
Kesalahan acak
1
150
195,36
130,24%
30,24%
10,57%
2
150
193,19
128,793%
28,793%
7,71%
3
150
193,21
128,81%
28,81%
10,96%
4
150
206,44
137,627%
37,627%
0,55%
5
150
211,6
141,067%
41,067%
2,47
6
150
175,47
116,98%
16,98%
15,15%

Jadi dapat disimpulkan bahwa metode analisa ini tidak dapat digunakan untuk menentukan kadar asam salisilat dalam plasma darah karena hasilnya tidak efisien, tidak tepat, dan tidak teliti.

4 komentar:

  1. saya ambil info nya ukh. jazakillah

    BalasHapus
  2. sangat membantu sekali... terima kasih embak... alfi

    BalasHapus
  3. sangat membantu, terimakasih. tapi sayang tidak ada sumbernya :(

    BalasHapus